Tuesday, October 15, 2013

Peraturan Pembangunan Nasional

Tata hukum indonesia
Pada dasarnya tata hukum ialah hukum suatu cara atau sistem dan susunan yang membentuk keberlakukan suatu hukum disuatu wilayah tertentu dan pada waktu tertentu. (Ridwan Halim)
Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan hukum (hak dan kewajinan) antar lembaga negara. 
Tata hukum negara mengatur mengenai negara dalam keadaan diam artinya bukan mengenai suatu keadaaan nyata dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan, sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti luas. Hukum ini membicarakn negara dalam arti yang abstrak.
Dalam kaitannya di indonesia, yang ditata itu adalah hukum positif yang berlaku di indonesia. Hukum yang sedang berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu dilanggar maka bagi si pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari badan atau lembaga berwenang. Dengan demikian dapat disimpulkan tata hukum indonesia adalah hukum (peraturan-peraturan hukum) yang sekarang berlaku di indonesia (prof. Soediman kartihadiprojo, sh). Dengan kata lain tata hukum indonesia itu menata, menyusun, mengatur tertib kehidupan masyarakat indonesia. Tata hukum indonesia diterapkan oleh masyarakat hukum indonesia (negara republik indonesia).
Tata hukum indonesia terdiri atas aturan-aturan hukum yang ditata atau disusun sedemikian rupa, dan aturan-aturan itu antara satu dan lainnya saling berhubungan dan saling menentukan. Aturan-aturan hukum yang berlaku di indonesia berkembang  secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan kebutuhan masyarakat. Contohnya, buku i tentang perkawinan dalam kuhperdata diganti dengan uu no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Dengan demikian peraturan perkawinan dalam kuhpedata tidak berlaku lagi.
 Oleh karenanya suatu aturan yang sudah tidak memenuhi kebutuhan masyarakat perlu diganti dengan yang baru. Perkembangan masyarakat tentu diikuti perkembangan aturan-aturan yang mengatur pergaulan hidup sehingga tata hukumpun selalu berubah-ubah, begitu pula tata hukum indonesia.
 Suatu tata hukum yang selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan masyarakat ditempat mana tata hukum itu berlaku untuk memenuhi perasaan keadilan berdasarkan kesadaran hukum masyarakat, disebut tata hukum yang mempunyai struktur terbuka.
 Demikian pula halnya tata hukum indonesia saling berhubungan dan saling menentukan, sebagaimana disinggung di muka, dapat dibuktikan dengan contoh sebagai berikut :
1.hukum pidana saling berhubungan dengan hukum acara pidana dan saling menentukan satu sama lain, karena hukum pidana tidak akan dapat diterapkan tanpa adanya hukum acara pidana. Sebaliknya jika tidak ada hukum pidana, hukum acara pidana tidak akan berfungsi.  
2.hukum keluarga berhubungan dan saling menentukan dengan hukum waris. Agar harta kekayaan yang ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia dapat dibagikan kepada para ahli warisnya perlu dibuat peraturannya. Siapa ahli warisnya, berapa bagiannya, dan apa kewajibannya ditentukan oleh hukum waris.

2. Kebijakan Negara

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi, dan kelompok sektor swasta, serta individu. 
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.
Kebijakan negara diperuntukkan untuk kepentingan negara. Contoh: kebijakan moneter negara, kebijakan luar negeri, dll. Menurut james e anderson ( dalam islamy,2004 : 19) kebijaksanaan negaraadalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.
Implikasi dari pengertian kebijakan negara tersebut adalah :
1.bahwa kebijakan negara itu sesalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.
2.bahwa kebijaksanaan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat pemerintah.
3.bahwa kebijaksanaan itu adalah merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang pemerintah bermaksud akan melakukan sesuatu atau menyatakan akan melakukan sesuatu.
4.bahwa kebijaksanaan negara itu bisa bersifat positif dalam arti merupakan beberapa bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalamartimerupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
5.bahwa kebijaksanaan pemerintah setidak-tidaknya dalamarti yang positif didasarkan atau selalu dilandasi pada peraturan-peraturanperundangan yang bersifat memaksa (otoritarif)

3. Peraturan pemerintah dan perda mengenai hukum pranata pembangunan

Peraturan pemerintah (disingkat pp) adalah peraturan perundang-undangan di indonesia yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Materi muatan peraturan pemerintah adalah materi untuk menjalankan undang-undang. Di dalam uu no.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan dinyatakan bahwa peraturan pemrintah sebagai aturan organik daripada undang-undang menurut hirarkinya tidak boleh tumpangtindih atau bertolak belakang. Peraturan pemerintah ditandatangani oleh presiden.
Peraturan daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (Gubernur atau Bupati/wali kota).
Materi muatan peraturan daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan daerah terdiri atas:
•peraturan daerah provinsi, yang berlaku di provinsi tersebut. Peraturan daerah provinsi dibentuk oleh dprd provinsi dengan persetujuan bersama gubernur.
•peraturan daerah kabupaten/kota, yang berlaku di kabupaten/kota tersebut. Peraturan daerah kabupaten/kota dibentuk oleh dprd kabupaten/kota dengan persetujuan bersama bupati/walikota. Peraturan daerah kabupaten/kota tidak subordinat terhadap peraturan daerah provinsi.
Di provinsi nanggroe aceh darussalam, peraturan daerah dikenal dengan istilah qanun. Sementara di provinsi papua, dikenal istilah peraturan daerah khusus dan peraturan daerah provinsi.
Berikut ini merupakan kumpulan peraturan-peraturan pemerintah dan daerah yang terkait dengan pembangunan, perumahan dan pemukiman, perkotaan, konstruksi, dan tata ruang.

1. Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
Undang-undang ini mengatur
•fungsi bangunan gedung,
•persyaratan bangunan gedung,
•penyelenggaraan bangunan gedung,
•hak dan kewajiban pemilik dan pengguna gedung pada setiap tahap penyelenggaraan bangunan gedung,
•ketentuan tentang peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asa kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.
2. Peraturan pemerintah nomor 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan uu no. 28 tahun 2002
Peraturan pemerintah ini merupakan aturan pelaksanaan dari uu no.28 tahun 2002. Yang mana mengatur pelaksanaan
•fungsi bangunan gedung,
•persyaratan bangunan gedung,
•penyelenggaraan bangunan gedung,
•peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung, dan
•pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. 
3. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang
Undang-undang ini memuat hukum tata ruang yang berisi
•sekumpulan asas,
•pranata,
•kaidah hukum, yang mengatur hal ikhwal yang berkenaan dengan
•hak,
•kewajiban,
•tugas,
•wewenang pemerintah serta hak dan kewajiban masyarakat
Dalam upaya mewujudkan tata ruang yang terencana dengan memperhatikan keadaan lingkungan alam, lingkungan buatan, lingkungan sosial, interaksi antar lingkungan, tahapan dan pengelolaan bangunan, serta pembinaan kemampuan kelembagaan dan sumber daya manusia yang ada, berdasarkan kesatuan wilayah nasional dan ditujukan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Peraturan menteri pekerjaan umum nomor 29/prt/m/2006 tentang pedoman persyaratan teknis bangunan gedung.
•peraturan menteri ini adalah pedoman dan standar teknis yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertera dalam peraturan pemerintah nomor 36 tahun 2005.
•pedoman teknis ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung dalam rangka proses perizinan pelaksanaan dan pemanfaatan bangunan, serta pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan gedung.
5. Undang-undang nomor 16 tahun 1985 tentang rumah susun
•pembangunan rumah susun untuk bumn atau swasta yang bergerak pada usaha itu atau swadaya masyarakat pada dasarnya diperbolehkan, asal sesuai dengan ketentuan.
•undang-undang ini mewajibkan adanya perhimpunan penghuni, anggotanya adalah seluruh penghuni.
•rumah susun dengan hak kepengolaan, harus diurus dulu hak tersebut menjadi hak guna bangunan “sebelum” dijual persatuan unit.
6. Undang-undang nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman
Setiap orang atau badan yang membangun rumah atau perumahan wajib mengikuti persyaratan :
•teknis,
•ekologis, dan
•administratif, melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan rumah dapat dijadikan jaminan hutang. Rumah juga bisa dialih tangankan, diperjualbelikan, dihibahkan dan diwariskan. 
7. Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria
•pasal-pasal dalam undang-undang ini menjamin hak-hak atas tanah, mengandung sifat-sifat dapat dipertahankan terhadap gangguan dari siapapun.
•sifat-sifat yang demikian itu merupakan jaminan aspek tanah atas keamanan bangunan yang dibangun atasnya.
•macam-macam hak atas tanah untuk bangunan bergantung pada subjek hak dan jenis penggunaan tanahnya, jadi bukan karena memperhatikan luas tanahnya.
•orang perorangan dapat memiliki hak milik atas tanah dan bangunan sepanjang batasan luas yang wajar untuk bangunan atau sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan pemerintah setempat.
8. Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruks
9. Undang-undang perburuhan (bidang hubungan kerja):
•nomor 12 tahun 1948 tentang kriteria status dan perlindungan buruh
•nomor 12 tahun 1964 tentang pemutusan hubungan kerja

Kesimpulan

      Menilik pada penjabaran di atas, Saya menarik kesimpulan bahwa hukum pranata pembangunan di setiap negara akan berbeda tergantung pada tata hukum yang berlaku di negara tersebut. Dalam wacana ini, hukum pranata pembangunan di Indonesia menjadi objek kajian di mana peraturan-peraturan tersebut dibuat dan disahkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah (PP), baik Mentri dan Presiden, dan juga peraturan daerah (PerDa). Dan menurut Saya, peraturan yang dibuat dan disahkan sudah cukup luas jangkauannya karena telah mencakup masalah pembangunan, perumahan dan pemukiman, perkotaan, konstruksi, dan juga tata ruang.

Monday, October 14, 2013

Hukum Pranata Pembangunan


PENGERTIAN
Hukum Pranata Pembangunan di Indonesia

Untuk mengetahui definisi dari Hukum Pranata Pembangunan, Saya memenggal frasa tersebut menjadi tiga kata yaitu hukum, pranata dan pembangunan dan saya mengambil pengertian atas masing-masing kata tersebut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Hukum adalah [n] (1) peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; (2) undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; (3) patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; (4) keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis

Pranata adalah interaksi antar individu/kelompok/kumpulan, pengertian individu dalam satu kelompok dan pengetian individu dalam satu perkumpulan memiliki makna yang berbeda.

Pembangunan adalah perubahan individu/kelompok dalam kerangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari Hukum Pranata Pembangunan adalah peraturan yang resmi dan mengikat atas interaksi antar individu dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.

Dalam arsitektur khususnya Hukum Pranata Pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan hidup yang berhubungan dengan interaksi individu dengan lingkungan binaan.
Interaksi yang terjadi menghasilkan hubungan kontrak antar individu yang terkait sepertiadalah pemilik (owner), konsultan (arsitek), kontraktor (pelaksana), dan unsur pendukung lainnya dalam rangka mewujudkan ruang/bangunan untuk memenuhi kebutuhan bermukim.

Struktur Hukum Pranata di Indonesia :
1. Legislatif (MPR-DPR), pembuat produk hukum
2. Eksekutif (Presiden-pemerintahan), pelaksana perUU yg dibantu oleh Kepolisian (POLRI) selaku institusi yg berwenang melakukan penyidikan; JAKSA yg melakukan penuntutan
3. Yudikatif (MA-MK) sbglembaga penegak keadilan
Mahkamah Agung (MA) beserta Pengadilan Tinggi (PT) & Pengadilan Negeri (PN) se-Indonesia mengadili perkara yg kasuistik;
Sedangkan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili perkara peraturan PerUU
4. Lawyer, pihak yg mewakili klien utk berperkara di pengadilan, dsb.


Sumber:
KESIMPULAN

Dengan didasari pada pengertian dan contoh yang telah disajikan diatas, dapat saya simpulkan bahwa Hukum Pranata Pembangunan adalah suatu cara yang dibuat manusia untuk mengatur interaksi antar individu, baik kelompok maupun perorangan, secara baku demi keteraturan, keamanan, kelancaran serta kenyamanan interaksi tersebut agar tidak ada sengketa di kemudian hari yang diakibatkan oleh ketidak sesuaian terhadap hukum yang berlaku karena ditetapkannya sanksi bagi setiap penyelewengan atau pelanggaran yang dilakukan. 

Dan menurut Saya, keberadaan Hukum Pranata Pembangunan (HPP) ini sangat berguna mengingat potensi terjadinya kecurangan yang semakin tinggi di Indonesia ini. Namun, HPP akan hanya menjadi formalitas atau bahkan tulisan semata bila tidak diimplementasikan secara total dan optimal oleh para aktor hukum itu sendiri.