Friday, March 23, 2012

Hubungan Manusia dengan Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu ‘buddhayah’ yang merupakan bentuk jamak dari kata ‘biddhi’ yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya terdiri dari beberapa unsur seperti  politik, system agama, ekonomi, adat istiadat, perkakas, bahasa, pakaian, bangunan, hingga karya seni. Budaya adalah keseluruhan pola hidup yang bersifat kompleks, abstrak, dan luas.


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat menurut ahli kebudayaan, Meliville J Herkovits dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masnyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan yang besar pasti merupakan bagian dari kebudayaan-kebudayaan kecil yang menyusunnya seperti ras, etnis, gender, agama, dan kelas. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan munculnya budaya-budaya di masyarakat. Namun, sekjarang ini,  banyak orang yang sudah melupakan kebudayaannya sehingga mulailah beberapa kebudayaan lenyap. Namun, kebudayaan yang lenyap tersebut tergantikan dengan kebudayaan yang baru, yang muncul akibat dari perkembangan masyarakat yang berkembang mengikuti zaman.

Jadi, kebudayaan adalah suatu hal yang menentukan apa yang dimiliki oleh suatu masyarakat yang bisa berubah mengikuti zaman sehingga tidak bersifat kekal. Kita sebagai manusia yang berakal, sudah seharusnya melestarikan budaya-budaya yang baik agar tidak lenyap dimanakan zaman karena semakin banyak dan baik budaya suatu masyarakat, semakin baik dan banyak pula yang masyarakat hasilkan dan miliki. 

Hubungan Manusia dengan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata 'derita'. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta 'dhra' yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan merupakan sesuatu yang nyata dan selalu ada dalam kehidupan manusia dan muncul dalam intensitas yang berbeda-beda. Ada yang berat dan ada juga yang ringan. Di sini, perang individulah yang menentukan berat tidaknya suatu penderitaan. Penderitaan bisa juga menjadi suatu titik balik di mana suatu individu bangkit dari keterpurukan menuju kebahagiaan atau kesuksesan. Hal ini terjadi apabila individu yang mengalami penderitaanmelihat penderitaan yang ia alami sebagai motivasi atau energi untuk bangkit.

Penderitaan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Pengarunh yang dialami dapat berupa pengaruh positif, dapat pula pengaruh negative. Kembali, peran individu menentukan pengaruh macam apa yang dialami suatu individu.pengaruh yang paling sering terhadi atau dialami oleh individu-individu yang menderita adalah perubahan sikap atau munculnya sikap-sikap tertentu. Secara positif, sikap-sikap ini bisa berupa optimism dan doktrin diri yang membuat suatu individu berkeyakinan bahwa hidup bukanlah rangkaianpenderitaan, melainkan suatu perjuangan untuk lepas dari penderitaan. Sebaliknya, secara negative sikap-sikap ini dapat berupa keputusasaan, kekecewaan, dan penyesalan hidup yang dapat menimbulkan perasaan ingin meakhiri hidup.

Penderitaan muncul tidak dengan cara tiba-tiba tanpa alas an. Hal ini karena penderitaan timbul karena beberapa penyebab, contohnya, perbuatan buruk manusia dan siksaan, penyakit atau azab Tuhan. Namun, hal ini bisa dimunumalkan dengan cara menjadi individu yang baik dan memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia atau kepada Tuhan.

Jadi, penderitaan adalah sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dan merupakan realitas hidup yang dapat memberikan pengaruh kepada yang mengalaminya, baik secara positif maupun negative, tergantung dari peran perindividu dalam memandang suatu penderitaan itu sendiri.